Storytel Bikin Hidup Lebih Produktif |
Assalamualaikum, Halo Sobat Bundamami...
Kali ini saya ingin bercerita tentang hobi baru yang seru banget. Kalau kebanyakan orang mengatakan hobinya membaca buku, berbeda dengan hobi baru saya sekarang, yakni mendengarkan buku.
Mendengarkan buku? Enggak salah ketik, nih? Iya, benar. Hobi baru saya sekarang adalah mendengarkan buku.
Mungkin kalian akan bertanya-tanya, buku kok didengarkan? Mendengarkan buku atau lebih dikenal sebagai mendengarkan audiobook, kini menjadi kesukaan banyak orang di dunia, termasuk di Indonesia.
Sejarah Audiobook
Thomas Alva Edison tidak hanya terkenal sebagai penemu lampu pijar. Ternyata, dia memegang sekitar 1000 hak paten atas penemuannya. Salah satu penemuan Thomas Alva Edison di tahun 1877 adalah phonograph, yang menjadi cikal bakal audiobook. Dulu, phonograph inilah yang digunakan untuk merekam suara, seperti lagu, musik, dan aneka sound effect.
Rekaman pertama yang dilakukan adalah lagu anak "Mary Had a Little Lamb" yang diucapkan oleh Thomas Alva Edison sendiri. Setahun kemudian, yakni 1878, Institusi Kerajaan Inggris merekam beberapa bait puisi dan Nursery Rhyme. Inilah tonggak awal dimulainya penggunaan teknologi rekam dalam dunia sastra.
Kemudian pada tahun 1931, The American Foundation for The Blind (AFB) bekerja sama dengan Library of Congress Books for The Adult Blind Project membuat program Books for The Blind, yang berupa audiobook bagi para veteran Perang Dunia I dan orang-orang dengan gangguan penglihatan (tunanetra).
Pada tahun 1970-an, audiobook mulai berkembang dengan diciptakannya audio cassette. Sejak saat itu, audiobook tidak hanya digunakan oleh para tunanetra. Namun, para siswa di sekolah juga dapat memanfaatkan audiobook sebagai media pembelajaran.
Dan hingga kini, seiring berkembangnya trend mendengarkan buku, maka audiobook dapat dimanfaatkan oleh lebih banyak orang. Salah satunya melalui sebuah aplikasi keren bernama Storytel, yang ikut meramaikan kancah audiobook Indonesia pada awal Maret lalu. Singkatnya, Storytel ini aplikasi untuk baca buku online yang meliputi audiobook dan e-book.
Apa itu Storytel?
Storytel merupakan bisnis streaming di bawah bendera Storytel dan Mofibo, yang memiliki layanan berlangganan streaming audiobook dan e-book terbesar di dunia. Selain bisnis streaming, Storytel juga bergerak di bisnis penerbitan melalui Audiobook Publisher StorySide dan Nordik Publisher Group, seperti Norstedts, People's Press, dan Gummerus. Hingga saat ini, Storytel telah beroperasi pada >20 negara di dunia, dengan kantor pusat di Stockholm, Swedia.
Sebagai aplikasi audiobook yang mudah di-install pada smartphone, Storytel menawarkan >500.000 judul, yang dapat dinikmati oleh everyone, everywhere, and everytime. Mulai dari genre novel fiksi, nonfiksi, fantasy, sci-fi, pengembangan diri, bahasa, romance, religi, buku anak, dan masih banyak lagi genre serta jenisnya.
Selain ditata rapi berdasarkan genre, koleksi audiobook dan e-book di Storytel juga diatur sedemikian rupa untuk memudahkan pelanggan mengeksplorasi. Misalnya berdasarkan kategori bahasa Inggris atau Indonesia, kategori tahun terbit, kategori buku best seller, kategori rekomendasi buku pilihan editor Storytel, dan sebagainya.
Storytel Bikin Hidup Lebih Produktif, Praktis, dan Seru
Lebih produktif? Kok, bisa? Ceritanya begini. Selama ini, kadang saya merasa bersalah karena sering kalap berbelanja buku. Ya, sebagai editor sekaligus penulis, memang buku itu ibarat bahan bakar bagi otak saya. Untuk dapat menulis dengan baik, saya butuh asupan bahan bakar berupa bacaan yang banyak dan berkualitas tentunya, untuk memperkaya wawasan literasi saya.
Namun, masalahnya buku-buku yang sudah dibeli itu sering hanya menumpuk setelah dibaca sekitar 50%. Akhir-akhir ini, saya tidak bisa membaca sampai selesai karena waktu sudah terasa habis untuk mengerjakan deadline tulisan, editing, plus pekerjaan harian di rumah. Hayo, siapa yang seperti itu juga? Hehe, ternyata banyak teman yang begini, ya!
Nah, dengan adanya aplikasi Storytel, saya merasa lebih produktif karena dapat mendengarkan buku sambil mengerjakan aktivitas lain. Misalnya mengerjakan tugas harian di rumah seperti memasak bisa sambil mendengarkan Game of Thrones.
Atau saat mengerjakan deadline tulisan dan editing, saya sambil mendengarkan cerita fiksi semacam Mariposa, atau bisa juga saat dalam perjalanan, agar tidak bosan. Jadi, lebih produktif dan seru banget, kan?!?
Selain itu, dengan tingginya intensitas bekerja di depan laptop, saya butuh kegiatan refreshing tanpa melihat layar, sebagai jeda di antara jam kerja dan kegiatan harian. Biasanya, setelah 1 jam menatap layar laptop untuk mengerjakan tugas editing, kemudian saya beri jeda dengan menutup mata 15 menit sambil rebahan dan mendengarkan Divortiare di Storytel.
Menurut saya, mendengarkan buku di Storytel merupakan pilihan yang tepat sebagai wahana refreshing sekaligus mengurangi waktu menatap layar, yang efeknya bikin lebih sehat pada mata kita. Praktis dan murah meriah, lho!
Storytel Melatih Anak Berimajinasi
Kalau di paragraf sebelumnya saya menjelaskan tentang produktivitas saya yang meningkat setelah menggunakan Storytel, di paragraf ini saya ingin cerita tentang manfaat Storytel bagi anak saya.
Anak saya juga menyukai kegiatan membaca buku. Selama ini waktunya membaca buku hanya sebentar di sela-sela kegiatan sekolah dan di malam hari sebelum tidur. Namanya juga anak-anak, tentunya mereka lebih tertarik dengan buku-buku bergambar, kan.
Namun, setelah saya ajak mereka mendengarkan buku melalui aplikasi Storytel ini, tidak diduga ternyata mereka lebih suka dan tidak ribut cari buku bergambar lagi. Dan, setelah mendengarkan buku, mereka jadi lebih aktif menceritakan kembali apa yang didengar tadi, tentunya sesuai dengan imajinasi mereka masing-masing.
Rekaman suara narator yang 'renyah' berkualitas, ternyata dapat membangkitkan imajinasi anak-anak, sehingga mereka lebih tertarik untuk mendengarkan lagi dan lagi.
Fitur Seru Storytel yang Bikin Gak Bisa Move On
Salah satu yang menurut saya menarik dan seru banget adalah fitur-fitur Storytel ini unik dan sesuai ekspektasi saya banget. Penasaran apa saja fiturnya? Let's check!
1. Offline Listening
Fitur ini bermanfaat banget buat kalian para "fakir kuota data." Misalnya, kalian bisa mengunduh cerita Sapiens dari Storytel saat ada Wifi di rumah atau gratisan di tempat umum, kemudian kalian dapat mendengarkannya secara offline di mana pun kalian mau. Jadi, lebih hemat data, kan!
2. Custom Speed
Nah, ini salah satu keunikan Storytel, kita bisa mengatur kecepatan narator dalam membaca, sesuai kenyamanan telinga masing-masing. Saya biasanya mengatur speed suara narator pada angka 1.0x jika yang didengarkan buku berbahasa Indonesia.
Namun, jika yang dibaca kebetulan audiobook berbahasa Inggris, maka saya sesuaikan kecepatan membaca narator menjadi 0.75x karena telinga saya harus beradaptasi mencerna setiap kalimat yang terlontar dari narator dengan aksennya yang kental itu. Apalagi kalau mendengarkan Harry Potter Audiobook, wajib nih saya ubah kecepatan naratornya jadi 0.75x, biar makin paham jalan ceritanya, kan.
Itung-itung berlatih skill listening, kan. Siapa tahu next time skor IELTS saya bertambah tinggi jika sering berlatih mendengarkan audiobook berbahasa Inggris. Amin-kan dong, Gaesss!
3. Sleep Timer
Satu lagi fitur unik yang saya suka banget yaitu sleep timer. Buat kalian kaum "pelor," yakni nempel bantal langsung molor atau tertidur pulas, wajib pakai fitur satu ini, terutama ketika ingin mendengarkan buku sebagai pengantar tidur.
Jika mengaktifkan fitur sleep timer ini, kamu dapat menentukan berapa lama waktu yang diinginkan agar audiobook dimainkan, kemudian turn off secara otomatis ketika waktu timer habis.
Misalnya kamu setting timer 30 menit. Maka, sejak kamu buka Storytel, pasang headset dan mulai rebahan di kasur, audiobook pilihanmu akan mulai dimainkan, misalnya kamu sedang mendengarkan Dilan, karya Pidi Baiq. Setelah 30 menit, audiobook tersebut otomatis akan turn off, asumsinya kamu sudah tertidur pulas. Jadi, lebih hemat energi, kan.
Jika setelah 30 menit ternyata kamu belum bisa tidur juga, maka kamu bisa tetap lanjut mendengarkan audiobook tersebut, dengan klik restart atau mematikan timer. Semua sesuai keinginan dan kebutuhan kamu.
4. Statistics
Fitur statistics ini mencatat segala aktivitasmu di aplikasi Storytel. Jadi, kamu bisa melihat sudah sejauh apa perkembanganmu mendengarkan buku selama ini. Sudah berapa banyak judul buku yang kamu dengarkan, dan sebagainya.
Misalnya, di bulan April kamu telah berhasil menyelesaikan buku Hunger Games. Lalu, bulan Mei nanti kamu berhasil dengerin buku apalagi, ya? Semua tercatat rapi di fitur statistics ini.
5. Listening Goal
Di aplikasi Storytel ini, kamu bisa menyusun target buku yang ingin diselesaikan dan jangka waktunya. Semua tercatat di fitur listening goal ini. Target yang kamu buat bisa berjangka waktu 1, 3, 6, atau 12 bulan.
Dalam perjalanan mencapai target, kamu bisa memperpanjang jangka waktu atau menambah jumlah buku yang ingin kamu selesaikan. Misalnya, buku Selamat Tinggal karya Tere Liye yang kamu dengarkan, ternyata butuh perpanjangan waktu untuk menyelesaikannya, karena menjelang lebaran kamu harus fokus beribadah dulu di 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Maka, kamu ubah saja jangka waktunya di fitur listening goal. Jadi, praktis dan cukup fleksibel, kan?!
6. Kids Mode
Nah, fitur Kids Mode ini juga penting banget buat Emak-Emak macam saya. Dua anak saya suka membaca buku, sehingga suka banget mengeksplorasi aplikasi Storytel ini.
Jadi, ketika anak saya akan eksplorasi Storytel, maka saya mengaktifkan fitur Kids Mode ini agar anak-anak lebih aman saat mengeksplorasi. Keuntungan Kids Mode ini, ketika anak mengakses rak buku saya di aplikasi Storytel, anak-anak tidak dapat melihat buku-buku selain kategori buku anak.
Pengalaman Mendengarkan Storytel
Seperti yang sudah saya sebutkan di atas, Storytel memiliki koleksi >500.000 judul buku berbagai genre. Saya pun penasaran dan tak sabar untuk mengeksplorasi.
Ternyata, di Storytel ada banyak judul buku best seller Inernasional, yang bahkan beberapa di antaranya sudah difilmkan, misalnya Harry Potter, The Hobbit, The Lord of The Rings, dan masih banyak lagi.
Semuanya kesukaan saya banget, nih. Makanya, saya langsung mantap berlangganan aplikasi Storytel.
Sementara untuk buku-buku berbahasa Indonesia, juga banyak judul menarik dan menjadi best seller beberapa waktu belakangan ini, seperti Negeri Lima Menara karya A. Fuadi, yang sukses memeriahkan kancah perfilman Indonesia.
Di antara sekian banyak judul, saya jadi bingung mau pilih mendengarkan yang mana dulu, nih. Akhirnya, saya memutuskan untuk bernostalgia dulu dengan Dunia Sophie karya Jostein Gaarder yang berbahasa Indonesia dan Harry Potter and The Philosopher's Stone karya JK. Rowling untuk pilihan yang berbahasa Inggris. Mengapa saya pilih buku-buku lama?
Ya, namanya juga ingin nostalgia, kan. Saya membaca buku Dunia Sophie dan Harry Potter ini saat masih di bangku SMA. Duh, jadi ketahuan umur, nih! Haha. Untuk membaca buku tersebut, dulu saya harus mengantre pinjam punya teman karena bukunya tergolong tebal. Jadi, harganya tidak terjangkau oleh uang saku anak SMA di zaman itu, hehe.
Selain karena faktor ingin nostalgia, saya juga penasaran dengan info yang menyebutkan bahwa beberapa narator di Storytel juga berasal dari publik figur yang wajahnya sudah sering wara-wiri di layar kaca. Saya makin penasaran, dong! Kebayang serunya dibacain cerita oleh artis terkenal macam Dian Sastro, Fedi Nuril, dan Chicco Jerikho.
Harry Potter Audiobook
Pertama, saya mendengarkan Harry Potter and The Philosopher's Stone. Saya cukup puas dengan kualitas narator Stephen Fry yang membawakan buku tersebut. Cukup ekspresif, artikulasinya jelas, meski dengan aksen British yang kental.
Buku ini menceritakan tentang seorang bayi laki-laki yang selamat dari kutukan penyihir jahat bernama Voldemort, yang menyerang kedua orang tuanya. Dan, ternyata kehidupan anak ini nantinya cukup berliku karena tetap menjadi incaran Voldemort hingga masa dewasanya.
Saya sangat suka dengan buku Harry Potter seri pertama ini karena memang masih tahap awal perkenalan dengan dunia sihir, jadi selalu penuh kejutan dan pengalaman menarik bagi pembaca/pendengar, meski telah berulang kali membaca/mendengarkannya.
Oiya, dengan mendengarkan audiobook Harry Potter ini, saya sekaligus mengasah kemampuan listening saya dalam bahasa Inggris, yang selama ini jarang dimanfaatkan.
Dunia Sophie
Buku kedua, saya mendengarkan Dunia Sophie, yang ternyata naratornya adalah Dian Sastrowardoyo dan Anes Wibowo. Suaranya yang renyah dan begitu ekspresif, seolah dekat membacakan dongeng di telinga saya.
Dunia Sophie ini merupakan novel filsafat karya penulis asal Norwegia, yang menjadi best seller Internasional dan sudah diterjemahkan ke dalam 60 bahasa di dunia, termasuk bahasa Indonesia.
Buku ini dibuka dengan perkenalan kehidupan tokoh utama bernama Sophie dan lingkungan sekitarnya. Gadis berusia 14 tahun ini awalnya seorang gadis biasa dengan aktivitas wajar pada umumnya. Namun, semua berubah ketika Sophie tak henti mendapatkan sepucuk surat berisi pertanyaan-pertanyaan seputar filsafat yang membuatnya penasaran dan bingung memikirkan jawabannya.
Sebagai pendengar, saya pun makin penasaran dan tak sabar ingin menuntaskan buku ini. Meski sudah pernah membaca buku fisiknya beberapa tahun lalu, tetap saja mendengarkan versi audiobook-nya jauh lebih menarik.
Jadi Pelanggan Storytel Mudah dan Hemat
Nah, dari semua keseruan mengenal aplikasi Storytel di atas, kamu makin penasaran enggak sih dengan cara berlangganan Storytel ini? Kalau begitu, silakan cek tahap-tahapnya pada gambar di bawah ini.
Ternyata, berlangganan Storytel itu cukup ekonomis bagi siapa saja. Cukup dengan Rp39.000,- per bulan, kamu sudah menjadi pelanggan Storytel dan dapat menikmati aneka audiobook dan e-book berkualitas baik dan tentunya juga dapat melahap habis jutaan ilmu dan hikmah bermanfaat dari isi buku-buku itu. Dan, di masa promo ini, kamu bisa menikmati 7 hari gratis di awal berlangganan.
Jangan lupa, download aplikasinya di Aplikasi Storytel untuk Android bagi pengguna smartphone android dan download di Aplikasi Storytel untuk iOS bagi pengguna produk Apple.
Nah, ini pengalaman saya menggunakan Storytel. Kalau kamu? Silakan cerita di kolom komentar, ya.
35 comments
Makasih infonya yaa Mbak.
gak bikin mata sakit hihihi, secara membacanya dengan cara mendengarkan. Unik banget konsepnya
Memang jadi lebih bersemangat dalam mendengarkan buku yaa... Menghemat waktu dan menjadi lebih produktif dari berbagai segi.
Intinya memang lebih asik dengan audiobook, baca makin mudah
Para Narator juga membacakan buku dengan sangat apik, senang banget deh bisa kenal dengan aplikasi audiobook Storytel ini :)